Rabu, 20 Mei 2015


post revi kiteng. 20 mei 2015


Tips dan Cara Menghilangkan Efek Sabu-sabu - Sabu-sabu adalah salah satu jenis NARKOBA atau obat-obatan terlarang yang sangat berbahaya dan dapat mengganggu kejiwaan seseorang. Bersifat adiktif atau mempunyai candu yang berbahaya yang membuat pemakai terasa ingin mengkonsumsi biasanya mengganggu mental dan kejiwaan pemakainya. Saat ini karena makin luas peredarannya, sabu-sabu sudah masuk kedalam lingkungan yang lebih dalam dari perkotaan hingga pedesaan.

Tips dan Cara Menghilangkan Efek Sabu-sabu

Pengguna sabu-sabu biasanya terbawa karena pergaulan yang tidak benar. Bergaul dengan seseorang yang pemakai narkoba tentu saja lambat laun akan terbawa apabila pergaulannya sangat dekat. Sabu-sabu sendiri merupakan jenis dari narkoba selain ganja, ekstasi dan lain-lain. Seseorang yang sedang mencari jati diri biasanya yang akan terlibat dan masuk kedalam zona hitam tersebut.

Sabu-sabu, nama lain methamphetamine bentuknya seperti kristal. Namun tidak menutup kemungkinan juga saat ini ada juga sabu yang bentuknya tablet. Rfek samping negatif yang ditimbulkan oleh jenis narkoba yang satu ini diantaranya adalah susah tidur, tidak bisa makan, fungsi otak terganggu dan yang lebih parah dapat menyebabkan kegilaan, paranoid dan masih banyak lagi. 

Apabila ada orang yang kecanduan narkoba sebaiknya bawalah dia ke tempat rehabilitasi narkoba. Namun anda bisa coba beberapa tips dan Cara Menghilangkan Efek Sabu-sabu yang lain seperti di bawah ini :

1. Dekatkan diri pada Allah
Beribadah kepadaNya dan taat menjalani apa yang diajarkan serta senantiasa mendekatkan diri adalah jalan terbaik untuk menghilangkan efek candu dari sabu-sabu.

2. Bergaul dengan orang yang benar dan shaleh
Pergaulanlah yang menyebabkan seorang pecandu masuk ke lingkungan pemakai narkoba. Bergaulah dengan orang-orang shaleh atau jika tidak orang yang punya hobi positif dan kesibukan yang positif.

3. Tekad yang kuat
Hal pertama yang sebenarnya anda harus tanamkan adalah tekad yang kuat dari dalam diri anda. Tekadkan bahwa anda sebenarnya bisa dan mampu berpaling dari pecandu sabu-sabu.

4. Lebih dekat dengan keluarga
Salah satu penyebab seseorang menjadi seorang pecandu adalah karena jauh dengan keluarga. Cobalah masuk lebih dekat dengan mereka. Terbuka dan berbagi hal apa pun kepada mereka.

Apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, Insya Allah ke empat tips di atas dapat menghilangkan efek sabu-sabu. Tentu dalam jangka waktu yang tidak sebentar karena rasa ingin mencoba pasti selalu ada. Tekad adalah kunci utamnya.

salam narkoba!!

Minggu, 17 Mei 2015

mengukur PH tanah, suhu dan kelembaban

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Dalam kehidupan di bumi ini suhu dan kelembaban merupakan unsur penting bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Suhu dan kelembaban udara juga menentukan bagaimana makhluk tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Di Indonesia, perhatian dan kerjasama antara para ahli klimatologi dengan ahli pertanian semakin meningkat terutama dalam rangka menunjang produksi tanaman pangan. Daya hasil beberapa tanaman pangan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat. Perbedaan ini disebabkan oleh pemakaian teknologi tinggi dan pengelolan yang baik. Peningkatan produksi tanaman pangan selain dengan panca usaha tani juga dilakukan dengan pemanfaatan iklim.
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan  tumbuhan budidaya. Dengan mengetahui suhu dan kelembaban udara yang ada di lingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau  yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Suhu menyatakan tingkat energi bahan rata-rata suatu benda. Ia dinyatakan dalam satuan derajat. Ada tiga macam satuan penggolongan suhu yang umum, yaitu sistim Reamur, sistem Fahreinheit, dan Celcius. Namun yang paling populer adalah yang disebut dua terakhir.
Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.
Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang terkandung di dalamnyapun sedikit demi sedikit akan berkurang. Tanah yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanah memiliki sifat fisik, sifat biologi, dan sifat kimia. Sifat fisik dan biologi tanah dapat dilihat secara kasat mata dan diteliti seperti warna tanah, tekstur tanah, kepadatan tanah, suhu tanah, struktur tanah, banyaknya mikroorganisme yang hidupjamur tanah dan pernapasan tanah. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat dasar tanah yang memiliki derajat keasaman atau pH yang berbeda-beda
Beberapa pembatas tanah, terutama untuk tanaman pangan adalah (1) ketebalan dan kematangan gambut, (2) pH yang rendah, (3) kejenuhan air, (4) kandungan bahan organik yang tinggi, (5) porous yang terbuka, (6) drainase yang jelek, (7) miskin unsur hara (Munir, 1996)
Selain kandungan unsur hara dalam tanah, yang menentukan tingkat kesuburan tanah ialah tingkat kemasaman tanah (pH). Tingkat kemasaman dalam tanah juga berperan dalam menentukan unsur organik yang ada di dalam tanah. Dengan kata lain tingkat kemesaman (pH) juga berhubungan dengan ketersediaannya hara dalam tanah.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui pH tanah suatu lahan pertanian
2. Mengetahui Suhu dan kelembaban pada lahan jagung dan green house















BAB II
METODELOGI
2.1 WAKTU DAN TEMPAT
            Pengambilan sampel tanah dilakukan pada hari Kamis, 24 Oktober 2013 dan Pengamatan suhu serta kelembaban dimulai pada hari Kamis – Jumat , 24 – 25 Oktober 2013 di Samping Departement Hortikultura, Lahan Jagung di belakang Laboratorium Benih dan Green House.
2.2 ALAT DAN BAHAN         
Baki/ Nampan           
Kored
Gelas Elemeyer & wadah
Kayu Pengaduk (bamboo)           
                     
                                   

Termometer & Hygrometer
 


Alat Tulis
pH Indicator
Soil Tester
                                                                                   
Tanah
Air
 






                       
2.3 PROSEDUR KERJA
Ø  Cara Kerja1 (Penentuan Nilai pH Menggunakan pH Indicator)
1)    Menentukan lahan yang akan diidentifikasi
2)    mengambil segumpal tanah dari masing-masing titik sebagai sampel
3)    Mencampur dan mengaduknya pada wadah
3)    Membersihkan dan menghaluskan campuran tanah itu
4)    Memasukkan tanah yang sudah halus ke dalam gelas elemayer (100 ml)
5)    Menambahkan air sebanyak 200ml
6)    Mengaduk menggunakan pengaduk hingga homogen
7)    Endapkan beberapa saat
8)    Memindahkan air pada wadah yang lain
9)    Memasukkan Kertas  indicator universal pada wadah tersebut
10)  Mencocokkan warna kertas indicator yang telah basah oleh larutan dengan table warna pH pada kotak pH indicator
11) Mencatat hasil pada lembar kerja

Ø  Cara Kerja 2 (Penentuan Nilai pH Menggunakan Soil Tester)
1)    Menentukan lahan yang akan diidentifikasi
2)    Menancapkan soil tester pada titik – titik yang telah ditentukan, tunggu 3 – 5 menit
4)    Membersihkan soil tester dengan air / tissue sebelum ditancapkan pada titik yang lain
5)    Apabila tanah yang akan ditancapkan kering ,siram tanah terlebih dahulu dengan air
6)   Mencatat hasil pada lembar kerja
Ø  Mengukur Suhu dan kelembaban

1.    Menyiapkan 2 termohygrometer
2.    Meletakkan thermohygrometer pada green house dan lahan jagung
3.    Mengamati thermohygrometer hingga jarum tak lagi bergerak
4.    Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan
5.    Melakukan pengamatan suhu dan kelembaban setiap jam

























BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
                    Sample tanah dari kedua percobaan adalah sama-sama diambil dari satu tempat. Hasil yang berbeda terjadi karena akibat dari perbedaan Suhu, waktu, kelembaban dan alat.

A.   Pengukuran pH Tanah dengan Menggunakan pH Indikator ( Kertas Indikator Universal)

                        Setelah dicelupkan kedalam larutan tanah, diamkan beberapa saat sampai perubahan warna tampak, maka hasilya seperti pada gambar diatas. Perubahan warna berkisar pada ukuran 5.
                        Jadi pH tanah tersebut adalah 5 atau asam.

B.     Pengukuran pH tanah dengan Menggunakan Soil Tester
                        Setelah dilakukan pengukuran pH tanah dengan menggunakan soil tester maka tamapaklah hasil jarum penunjuk sebagai berikut:
Pengukuran pada titik
1
2
3
4
5
Nilai pH
5,0
5,2
5,1
5,1
6,1
Rata – rata
5,3

Jadi Ph tanah tersebut adalah 5,3 atau asam.


C. Pengukuran Suhu dan Kelembaban
No
Jam
Lahan
Green House
t0 ( 0C )
Rh ( % )
t0 ( 0C )
Rh ( % )
1
13.50
37
50
32
52
2
14.50
43
65
30
60
3
15.50
37
73
29
57
4
16.50
35
75
-
-
5
07.40
32
60
24
100
6
08.40
38
60
26
75
7
10.40
+50
55
30
45
8
11.00
+50
35
31
43
3.2 PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, kegiatan yang pertama dilakukan adalah mengukur suhu udara pada tempat yang berbeda-beda (Lahan Jagung dan Green House). Setelah diukur dengan 8 kali pengulangan dengan selang waktu 1 jam, ternyata suhu di ruangan dan di tempat terbuka cenderung menurun.. Pada areal terbuka suhu cenderung meningkat. Setelah dirata-ratakan, ternyata suhu tertinggi berada pada areal terbuka, yaitu 40,25° C. Hal ini terjadi karena pada areal terbuka mendapatkan pancaran sinar matahari secara langsung, sehingga menyebabkan makin lama suhunya semakin meningkat. Hal yang sebaliknya terjadi di dalam ruangan (green house) yang tidak mendapatkan pancaran sinar matahari secara langsung, sehingga rata-rata suhunya paling rendah, yaitu 29,6° C.
Kegiatan yang kedua adalah mengukur kelembaban udara pada tempat yang berbeda-beda (Lahan Jagung dan Green House). Pada areal terbuka suhu udara sangat panas sebagai akibat dari penyinaran cahaya matahari secara langsung. Udara panas umumnya banyak mengandung uap air daripada udara dingin.Tejadinya penguapan air dari permukaan tanah, air dan tumbuhan akibat meningkatnya suhu pada areal terbuka menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan uap air di udara, sehingga kelembaban udaranya tinggi. Sebaliknya, di dalam ruangan suhu udara rendah dan hanya sedikit penguapan yang terjadi, sehingga kelembaban udaranya rendah.
Kegiatan yang ketiga adalah pengukuran pH tanah. Terjadi perbedaan antara hasil pengukuran pH dengan menggunakan pH indicator dan soil tester dengan selisih nilai 0,3 (5,3-5.).,hal ini disebabkan oleh beberapa factor:

1.Penggunaan air
Pada pengukuran menggunakan pH indicator tanah terlebih dahulu diberi air,sedangkan pada pengukuran soil tester tidak.Sebelumnya belum diketahui apakah air memiliki pH yang netral atau tidak.
2.Pengambilan sampel
Pengambilan titik sampel pada pengukuran menggunakan kedua metode memiliki tempat pengambilan yang berbeda.Hal ini memungkinkan terjadinya perbedaan hasil pengukuran.
Jumlah titik sampel yang tidak banyak membuat akurasi pengukuran rendah,karena bagaimanapun sampel yang satu dengan yang lain bisa bervariasi.
3.Kesalahan Alat
Kesalahan alat membuat alat tidak berfungsi sebagaimana mestinya,sehingga nilai pengukuran yang diperoleh tidak valid.
4. Ketidakpastian pengukuran
Dalam ilmu fisika dikenal adanya Asas Ketidakpastian Pengukuran (Uncertainty Principle) . Artinya alat-alat ukur suatu besaran tidak dapat mengukur sesuatu nilai secara pasti,dikarenakan ketidaksempurnaan alat itu sendiri.Selain itu kesalahan manusia (human error) juga turut memberi andil,misalnya kesalahan sudut baca alat.Skala pada alat secara umum dibaca tegak lurus mata,namun pengamat atau pengukur bisa saja lupa melihat skala dari kanan alat atau dari kiri alat sehingga nilai yang diperoleh tidak sesuai.












BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan pada praktikum ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Suhu udara suatu daerah sangat dipengaruhi oleh pancaran sinar matahari. Daerah yang menerima pancaran sinar matahari secara langsung suhu udaranya lebih tinggi atau lebih panas dibandingkan dengan daerah yang terlindung atau tidak menerima pancaran sinar matahari secara langsung.
2. Kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh kandungan uap air yang ada di udara. Dalam hal ini, suhu udara akan menentukan tinggi rendahnya kelembaban udara. Udara yang panas memiliki kelembaban yang lebih tinggi dibanding udara dingin karena pada suhu panas penguapan lebih banyak terjadi.
3. Dari hasil pengukuran pH tanah berkisar 5 – 5,3 berarti pH tanah berada pada asam dan harus dinetralkan ( pH optimum) dengan menambahkan Kapur. Perbedaan hasil pengukuran pH tanah dapat disebabkan oleh berbagai factor terkait dengan pengukuran yaitu penggunaan air,sampel,kesalahan alat,serta ketidakpastian pengukuran(Uncertainty Principle).
4.2 SARAN
Praktikum pH tanah dengan pH indikator maupun dengan soil tester tanah adalah prktikum yang menarik. Dengan itu mahasiswa dapat memahami betul seluk beluk dari tanah, tanpa hanya mengetahuinya dari teori saja. Namun dalam pegamatan pengukuran suhu dan kelembaban dihari yang lain sebaiknya Dosen meminta izin kepada dosen matakuliah pada hari itu untuk melakukan pengamatan sebagaimana mestinya agar tidak ada salah paham.








DAFTAR PUSTAKA
http://aatunhalu.blogspot.com/2009/05/laporan-praktikum.html
http://prayudimarta.wordpress.com/2013/01/02/praktikum-ph/
http://anahedjo.blogspot.com/2012/05/laporan-dasar-ilmu-tanah-ph-tanah.html